PTC? Apaan tuh?
PTC itu kepanjangan dari Paid to Click. Sesuai dengan judulnya, kita akan dibayar jika nge-klik.
Klik apa ya?
Iklan yang di host di website yang bersangkutan.
Apa aja yang kita butuhin?
Komputer + koneksi internet + waktu dikit.
Ooo… Tapi kok butuh waktunya dikit?
Soalnya, iklan yang kita klik itu cukup dibuka sampai waktu timernya abis.
Rata2 sih 20-30 detik. Jadi, selagi kita ngeklik dan nunggu 20-30 detik, kita bisa sambil kerja, chatting, ato sambil donlot. Jadi kita tetap bisa nerusin kerjaan.
Dapet duitnya berapa ya?
biasanya sih website2 PTC ngasih iklan 5-20 per hari. Dan jumlah duit yang dikasih berkisar antara 0.005 – 0.02 USD, jadi sekitar 50-200 rupiah. rata2 sih ngasih 0.01 alias 100 rupiah.

Orang Yahudi sudah sangat terkenal memiliki kepintaran dan keserdasan yang luar biasa, banyak tokoh besar mulai dari ilmuwan, bisnisman, politikus, militer, ekonom berasal dari keturunan Yahudi. Walaupun kaum yahudi banyak menimbulkan kontroversial berkaitan perang Israel dan Palestina, tepi kali ini pisces mencoba menulis tentang Orang Yahudi dari sisi yang lain. Mereka memiliki kebiasaan-kebiasaan dalam mendidik generasi cerdas yang patut untuk kita renungkan. Mengapa yahudi pintar?

“ Bengawang soro, liwayatmu duru…. “. Maaf ini bukan plesetan. Tetapi itulah yang saya dengar, ketika seorang Ibu Tua asli Jepang menyanyikan lagu Bengawan Solo. Saya mendengarnya langsung, ketika berkunjung ke Distrik Nara, sekitar satu jam perjalanan kereta api dari Osaka. Ketika itu, kami sedang menjalani program homestay, yang diselenggarakan panitia Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Osaka Jepang pertengahan tahun 90an. Sambil menunggu saat pulang setelah meliput KTT APEC pada tahun 1995 itu, saya dan Bung Ahmad Muslich mendaftar program homestay, dan kebetulan mendapatkan tuan rumah seorang penduduk di kota Nara. Nara adalah sebuah distrik di sebelah utara Osaka, berjarak tempuh sekitar satu jam naik kereta api dari Osaka. Dan di situlah, sambil mengucapkan selamat datang kepada kami, tuan rumah selain menjamu kami dengan tradisi minum teh juga menyanyikan lagu Bengawan Solo, ciptaan Maestro Kroncong Gesang.

1 Oktober 1917: Gesang Martohartono dilahirkan di Kampung Kemlayan ,Surakarta.Gesang lahir dari pasangan pengusaha batik bernama Martodiharjo dari perkawinan dengan isteri keduanya.Gesang adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara. Gesang mempunyai nama kecil Sutardi
1936: Gesang bergabung dengan grup musik keroncong lokal dan pentas di berbagi tempat.
1938: Gesang menciptakan lagu kali pertama berjudul Si Piatu
Lagu berisi kesedihan seorang anak yang tak mendapat kasih sayang orangtuanya itu, dibuat saat dia melihat kesedihan temanya yang lola (yatim piatu).
1940: Lagu legendaris Bengawan Solo lahir dari kreasi Gesang.lagu ini kemudian menjadi lagu terkenal baik di Indonesia dan luar negeri.
1941: Gesang menikah dengan seorang bernama Waliyah. Setelah 22 tahun berumahtangga, tahun 1963, mereka bercerai. Waliyah tidak memberinya keturunan
1942: Gesang ikut teater keliling Bintang Surabaya pimpinan Fred Young. Tugasnya menyanyi setiap terjadi pergantian babak ketika pementasan berlangsung.
1963: Gesang melakukan kunjungan ke Republik Rakyat Cina dan Korea Utara bersama Misi Kesenian Indonesia

Adolf Hitler

Adolf Hitler dilahirkan di Braunau am Inn, Austria, dekat Jerman pada 20 April 1889. Ayah Adolf Hitler, Alois Hitler, merupakan seorang pegawai kantor beacukai . Setelah ayahnya pensiun, keluarga Hitler pindah ke kota Lambach (awal dari kehidupan yg terus berpindah-pindah di masa pensiun ayahnya).Ibunya merupakan keturunan yahudi. Di Kota tersebut terdapat sebuah biara Katolik yang dihiasi ukiran kayu dan batu yang diantaranya terdapat beberapa ukiran swastika, yang kemudian menjadi tempat Adolf muda belajar. Adolf Hitler dapat menyesuaikan dengan baik di sekolah biara tersebut, bahkan konon ia memiliki suara yang lumayan bagus. Sebagai Adolf muda, ia juga memiliki idola, yaitu biarawan yang melayani di sekolah biaranya, bahkan ia pernah serius selama 2 tahun bercita-cita ingin menjadi biarawan. Ketika beranjak dewasa, cita-citanya berubah ingin menjadi seorang seniman. bahkan ia mencoba untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi seni di Wina, Austria namun gagal, dan bahkan ia pernah menjadi seorang tunawisma di kota ini.